Rahma Sarita: assalamualaikum wr wb

HAL: Isyarat Di Awal Juni 2010 Untuk Aku Memenuhi Janji Ketemu Ajal


dok. Media Indonesia

Sabtu, 5 Juni 2010 | 08:42 WIB

Andi Meriem Mattalatta Meninggal

JAKARTA, KOMPAS.com — Penyanyi Andi Meriem Mattalatta (53), yang pernah populer di era 1980-an, meninggal dunia di Belanda, Jumat (4/6/2010), karena sakit. Saat itu, penyanyi berjuluk “Mutiara dari Selatan” tersebut sedang mengantarkan anak satu-satunya, Dania (32), berlibur.

Salah seorang anggota keluarganya, Analta (47), menyatakan, ketika berangkat dua atau tiga hari lalu Andi dalam keadaan sehat. Di Amsterdam, Mer tiba-tiba mengeluh sakit lalu dibawa ke rumah sakit. Tidak lama kemudian ia meninggal.

Rencananya, jenazah Mer akan tiba di Jakarta hari Minggu (6/6/2010) malam besok. Akan tetapi, belum diperoleh keterangan di mana jenazah akan dimakamkan. “Ada kemungkinan di Makassar,” kata Analta.

Informasi meninggalnya Mer itu bermula dari status Twitter penyanyi Armand Maulana sekitar pukul 07.30 WIB tadi. (MSH)

The Manhattan Project was the codename for a project conducted during World War II to develop the first atomic bombs. The project was led by the United States, and included participation from the United Kingdom and Canada. Formally designated as the Manhattan Engineering District (MED), it refers specifically to the period of the project from 1942–1946 under the control of the U.S. Army Corps of Engineers and General Leslie R. Groves. The scientific research was directed by American physicist J. Robert Oppenheimer.
The project’s roots began in the 1930s, with scientists’ fears of Nazi Germany trying to develop nuclear weapons. The Manhattan Project began as a small research program in 1939, which eventually employed more than 130,000 people and cost nearly US$2 billion ($22 billion in present day value). It resulted in the creation of several research and production sites whose construction and operations were secret.Project research took place at more than 30 sites, including universities, across the United States, Canada, and the United Kingdom. The three primary research and production sites of the project were the plutonium-production facility at what is now the Hanford Site in eastern Washington State; the uranium-enrichment facilities at Oak Ridge, Tennessee; and the weapons research and design laboratory now known as Los Alamos National Laboratory. The MED maintained control over U.S. weapons production until the formation of the Atomic Energy Commission in January 1947.

source: wikipedia.org

Liputan6.com / Tri Wibowo foto.detik.com / Hary Winarno

Selasa, 08/06/2010 08:57 WIB

Satpam Loncat dari Hotel Manhattan Bernama Susanto, Asal Pacitan

Lia Harahap – detikNews

Jakarta – Petugas sekuriti yang diduga bunuh diri di Hotel Manhattan, Jl Dr Satrio, Kuningan, Jakarta Selatan, bernama Susanto. Pria itu yang terjun dari atas gedung dan tewas di lantai 8 ini berasal dari Pacitan, Jawa Timur.

“Korban bernama Susanto, usia 33 tahun,” kata Kapolsek Setiabudi Kompol Wayan Gede Ardana saat dihubungi detikcom, Selasa (8/6/2010) pukul 08.45 WIB.

Susanto terjun dengan masih menggunakan pakaian seragam lengkapnya. “Sepertinya kejadian itu dia lakukan setelah apel pagi,” kata dia.

Jenazah Susanto dibawa ke RSCM untuk diotopsi. Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui motif peristiwa itu. (lia/nrl)

Agung Semasa Hidup
(Repro: Zainal)
Mayat dalam kardus di Sidoarjo (Foto: Koran SI)


Minggu, 13/06/2010 14:52 WIB
Identitas Mayat dalam Kardus Terungkap

Zainal Effendi – detikSurabaya

Surabaya – Identitas mayat dalam kardus yang ditemukan Perumahan Pondok Candra akhirnya terungkap. Ini setelah keluarga korban mengetahui foto korban di media. Korban diketahui bernama Bramasti Agung Hario Wicaksono (26).

Keluarga kemudian mendatangi rumah sakit dr Soetomo namun ternyata jenazah tidak di rumah sakit milik pemprov melainkan di RS Bhayangkara.
Seperti diberitakan, mayat pria itu ditemukan oleh warga Perumahan Pondok Candra pada pukul 18.00 WIB, Rabu (9/6/2010). Saat ditemukan kepala tertutup kain, tangan dan kaki terikat. Menggunakan baju olahraga dan warna kulitnya kuning langsat.
(ze/wln)

foto.detik.com – Ari Saputra

Kamis 10/06/2010 11:02 WIB

Mayat Mengambang
di Bundaran HI

Sesosok mayat laki-laki ditemukan mengambang di kolam Bundaran HI, Jakarta, Kamis (10/6/2010). Saat ditemukan, laki-laki yang diperkirakan berusia 55 tahun ini hanya mengenakan celana hitam dan dengan dada telanjang.


Pada awal Juni 2010 ini ada empat peristiwa kematian yang seperti menjadi isyarat untuk aku agar memenuhi janji, mencapai cita-citaku, untuk ketemu ajal sesuai skema Rahm Emmanuel yaitu aku menikah dengan kamu dan kemudian aku yang ketemu ajal untuk kebaikan umat manusia di dunia.

Kenapa pada awal bulan Juni menjadi penting, sebab bulan Juni adalah bulan kelahiran kakakku Faisal yang memuat “sal” seperti pada kata “salib”. Seperti aku ungkapkan di surat-surat sebelum ini, kalau sampai orang-orang yang terkait dengan salib tiba-tiba diangkat dari bumi ini maka ada bahaya terjadi bencana perang yang memakan korban besar sebab senjata-senjata pemusnah massal dapat jatuh ke tangan pihak yang tidak bertanggung jawab. Selain itu, bulan Juni adalah bulan enam dimana kata “enam” seperti berarti “end A.M.”. Dan kalau kamu menjadi istriku, maka kamu menjadi “bu Lan” sebab namaku Ahmad Maulana Firmansyah.

Empat isyarat kematian itu dimulai pada tanggal 4 Juni 2010, berupa berita tentang penyanyi terkemuka Andi Meriem wafat. Seperti sudah sering aku sebutkan, namaku Firman dimana “fir” dalam bahasa Belanda atau Jerman berarti “empat”, dan Andi Meriem wafat di Belanda pada tanggal 4 Juni. Arti lain dari kata tanggal adalah “lepas”, jadi tanggal 4 seperti berarti “lepas 4”, aku dilepas untuk pergi ke akherat.

Nama Andi Meriem kalau disingkat jadi A.M. seperti namaku A.M. Firmansyah. Dan usia wafat Andi Meriem adalah 53 tahun, setahun lebih tua dari aku yang saat ini 52 tahun. Memang beberapa hari sebelum Andi Meriem wafat aku sempat berpikir, kalau kamu bersedia menikah sama aku sesuai skema Rahm Emanuel, tentu harus ada deadline. Maka usia wafat Andi Meriem yang 53 atau setahun lebih dari usiaku yang 52, seperti merupakan target bahwa deadline untuk skema Rahm Emmanuel adalah satu tahun. Kalau setelah satu tahun aku belum juga ketemu ajal dan tidak ada perkembangan berarti pada kondisiku maka silakan kamu menuntut untuk pisah dari aku.

Isyarat kedua muncul pada 8 Juni 2010, ada satpam yang terjatuh dan meninggal dunia entah karena dibunuh atau emang bunuh diri, di hotel Manhattan jalan Dr. Satrio, Kuningan. Nama hotel itu, Manhattan, mengingatkan aku pada Manhattan project yang dimulai pada tahun 1939 dan merupakan codename untuk proyek pembuatan bom atom pada Perang Dunia 2. Kalau kamu juga masih ingat, peristiwa WTC 9/11 pada tahun 2001 juga di sekitar Manhattan, New York.

Usia satpam itu 33 tahun, sehingga seperti terkait dengan ideku soal pernikahan 33 pasang pengantin pada kunjungan presiden Obama bulan November 2010 mendatang. Jadi kalau Manhattan project merupakan senjata pemungkas yang mengakhiri Perang Dunia 2, maka peristiwa satpam usia 33 tahun yang jatuh di hotel Manhattan seperti isyarat bahwa ide pernikahan 33 pasangan itu merupakan simbolisme perdamaian dunia, sebab orang menikah tentu lebih baik dalam keadaan damai.

Dan satpam itu berasal dari Pacitan, sehingga seperti isyarat untuk aku “Pak, cita-cita end”, untuk mengingatkan aku soal kesediaanku untuk berakhir dari dunia ini, untuk ketemu ajal.

Kemudian isyarat ketiga terjadi pada hari Rabu 9 Juni 2010 pukul 18.00 WIB, mayat pria yang dimutilasi ditemukan oleh warga Perumahan Pondok Candra di Sidoardjo. Belakangan diketahui nama pria itu adalah Bramasti Agung Hario Wicaksono. Nama belakang Wicaksono itu seperti nama Arief Wicaksono yang menikah dengan tetanggaku, seorang cewe yang pernah dekat denganku dulu. Sehingga seperti isyarat bahwa untuk memenuhi janjiku sesuai skema Rahm Emmanuel, aku harus menikah sama kamu, bukan sekedar teman baik saja.

Isyarat keempat pada hari Kamis pagi 10 Juni 2010, ditemukan mayat di kolam bundaran HI. Merupakan sesuatu yang langka ada mayat di bundaran HI seperti itu. Mayat laki-laki yang diperkirakan berusia 55 tahun itu hanya mengenakan celana hitam dan dengan dada telanjang, sehingga seperti terkait dengan lukisanku “Bill Gates Tanggal 29“. Dan tentu tidak perlu dijelaskan lagi bahwa bundaran HI adalah sangat dekat dengan Wisma Nusantara tempat aku ketemu kamu tiga kali pada bulan Oktober 2009. Sehingga seperti isyarat bahwa kalau aku masih konsisten dengan janjiku sesuai skema Rahm Emanuel, aku harus tetap berusaha menemui kamu.


Jakarta, 17 Juni 2010.
wassalam,


a.m. firmansyah
sms 0812 183 1538

One Response to “X232. Isyarat Di Awal Juni 2010 Untuk Aku Memenuhi Janji Ketemu Ajal”


  1. […] X232. Isyarat Di Awal Juni 2010 Untuk Aku Memenuhi Janji Ketemu Ajal […]


Leave a comment