Rahma Sarita: assalamualaikum wr wb

HAL: Perubahan Dari “Man di Eri” Menjadi “Em End ke U”

Pada tahap design berupa gabungan foto, tangan Paris Hilton tidak nampak dan yang nampak cuma lengan dia saja. Namun saat lukisan dimulai, muncul ide untuk menambah tangan kiri dia sebagaimana foto yang dibuat tanggal 16 Mei 2010 di kanan. Setelah pak Agus Martowardoyo terpilih pada 19 Mei 2010 oleh pak SBY untuk menjadi menkeu, aku baru perhatikan bahwa lukisan ini jadi seperti lukisan terkait menkeu. Sebab di kiri ada logo “M” dari Motorolla, lalu posisi Paris Hilton seperti membentuk huruf “N”, dan wajah Paris menghadap “ke” huruf “U” dari logo Us weekly magazine yang diawali huruf “U” besar. Sehingga posisi Paris Hilton itu menjadi “M”,”N”,”ke”,”U”.


Waktu tanggal 8 Oktober 2009 satpam pak Agus mencegah aku ketemu kamu, maka salah satu kesan yang muncul di pikiranku adalah karena karena nama pak Agus mengingatkan aku pada pak Agus Martowardoyo seperti aku sebut di surat “Dian Atau Sastro“.

Sehingga aku saat itu merasa dihimbau agar berada pada posisi temanku dulu yang bernama Eri. Sebab pak Agus Martowardoyo saat itu merupakan dirut bank Mandiri, sehingga “Mandiri” itu seperti berarti “Firman di Eri”. Dulu temanku Eri pernah sama-sama rekan lain naksir tetanggaku, tapi kemudian gagal dan beberapa tahun kemudian dia meninggal dunia. Jadi peristiwa 8 Oktober 2009 itu seperti berarti aku tidak perlu menjalin hubungan dengan kamu, menikah dengan kamu, untuk kemudian ketemu ajal sendiri saja tanpa kamu disampingku.

Namun dengan kemunculan fakta belakangan ini bahwa pak Agus Martowardoyo tidak lagi di bank Mandiri melainkan pindah menjadi menkeu, maka isyarat itu seperti berubah menjadi aku tidak lagi “Firman di Eri” melainkan “em end ke u”. Status kamu sebagai Emma harus tidak ke “u”, entah siapapun juga yang biasa dipanggil “u”, melainkan harus ke aku sesuai skema “Rahm Emmanuel” agar aku saja yang ketemu ajal.

Maka sekarang yang penting adalah menjernihkan persoalan antara kamu dan aku. Perlu diingatkan bahwa waktu aku ketemu kamu pertama kali di Metro TV tahun 2001, kamu dalam keadaan kosong, tidak ada pendamping. Dengan kata lain aku tidak memotong siapapun, sebab kamu sudah mengatakan saat itu tidak punya pacar atau tunangan atau suami.

Namun kemudian ketika aku berusaha menindak lanjuti, kamu mulai seperti menghindar, aku telepon lebih dari sepuluh kali kamu selalu tutup telepon dalam waktu lebih dari dua bulan. Dan ketika aku tulis surat berjudul surat terakhir, kemudian pada malam hari aku telepon kamu, ternyata kamu malah marah dan kemudian seorang lelaki mengatakan kamu sudah menikah. Padahal kalau alasan kamu adalah karena waktu pertama menghubungi kamu aku bilang mau melukis dan nggak bilang soal pernikahan, dan setelah ketemu kamu baru aku menyinggung soal pernikahan sehingga kamu merasa diakali sama aku, maka waktu aku bikin surat berjudul surat terakhir ‘kan tentu kamu harus bersyukur, bukan malah marah.

Mengingat telah sedemikian banyak bencana besar yang seperti terkait dengan persoalan  kita, maka tentu akan sangat baik kalau kita membicarakan serius ada apakah antara kamu dan aku agar tidak menimbulkan efek negatif kepada umat manusia di dunia ini. Aku serius khawatir kalau persoalan kita terbawa sampai ke akherat, dimana sudah tidak ada kesempatan lagi untuk memperbaiki segala sesuatu. Lagipula kalau persoalan kita ini terbawa ke akherat, maka aku khawatir di mata Allah kita akan tampak seperti orang-orang yang tidak bertanggung jawab, persoalan seperti ini saja harus terbawa sampai ke akherat, padahal kita ‘kan sudah sama-sama termasuk orang dewasa, bukan anak-anak yang tidak perlu terlalu dimintai tanggung jawab.


Jakarta, 23 Mei 2010.
wassalam,


a.m. firmansyah
sms 0812 183 1538


One Response to “V212. Perubahan Dari “Man di Eri” Menjadi “Em End ke U””


  1. […] V212. Perubahan Dari “Man di Eri” Menjadi “Em End ke U” […]


Leave a comment